MAKASSAR - Dihadiri langsung Muhammad Jufri selaku Kadisbudpar Sulsel (Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan), berlangsung penandatanganan antara Kepala UPT Museum dan Taman Budaya, Ernawati Asikin dengan Kacab Disdik Sulsel (Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacab Disdik) Provinsi Sulawesi Selatan) Wilayah VII Takalar, Jeneponto, H Abd Rahim. Ditandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) atau Memorandum of Agreement (MoA) terkait kunjungan ke museum.
Dilangsungkan di Ruang Rapat Kadisbudpar Sulsel di Gedung MULO, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 23, Kelurahan Mangkura, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar pada Selasa (22/02/22). Muhammad Jufri serta merta menyaksikan penandatanganan itu dan berharap segera terjalin aksi kedua pihak.
"Alhamdulillah baru saja sudah ditandatangani MoA. Mudah-mudahan segera ada tindak lanjut dari perjanjian kerja sama ini untuk memperkuat sektor pendidikan dan juga sektor pariwisata serta budaya kita khususnya di Sulawesi Selatan, " harap Jufri.
Nota kesepakatan hari ini menurutnya semakin menguatkan kerja sama dua institusi yang mana telah lebih awal melakukan perikatan melalui Memorandum of Ourstanding (MoU) antara Disbudpar Sulsel dengan Disdik Sulsel. Disebutkan Jufri bahwa kerja sama bisa mencakup luas, namun arahnya jelas dalam rangka peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya para pelajar yang tersebar di Sulsel.
Berikutnya, pelajar akan dapat dengan mudah mengakses informasi terkait kebudayaan dan kepariwisataan di Sulsel. Jika dikerucutkan lagi, informasi dimaksud terkait langsung dengan keberadaan museum dan sejumlah koleksi yang ada di dalamnya.
Pelajar diharapkan semakin rajin, semakin sering dan intens mengunjungi museum. Betapa tidak, tempat itu menawarkan segudang ilmu pengetahuan untuk ditransfer ke dalam lingkungan sekolah maupun lingkungan sehari-hari.
"November kemarin, tepatnya itu pada Puncak Peringatan Hari Guru dan Hari PGRI tahun 2021, kita sudah melakukan MoU dengan Disdik. Nah, inilah keberlanjutannya dan Inshaa Allah akan berlanjut lagi dengan program dan aksi-aksi yang nyata, " terang dia.
Baca juga:
Bupati Barru Hadiri Pelantikan Pengurus KKDB
|
Pasca penandatangan nota kesepakatan ini kata Jufri, Cabang Disdik Sulsel Wilayah VII sudah bisa membuat timeline program dan kegiatan. Pelajar dari sekolah yang ada di wilayah kerjanya dibawa berkunjung ke museum, Disbudpar Sulsel sendiri memiliki Museum La Galigo dan Museum Karaeng Pattingalloang sebagai Lokus (Lokasi Fokus).
Di samping beberapa museum lainnya yang berada di bawah pengelolaan, koordinasi, dan pengawasan Pemerintah Kabupaten maupun Kota. Jufri juga menekankan agar sesekali pihak UPT Museum dan Taman Budaya menyelenggarakan kegiatan di daerah di luar Kota Makassar.
"Saya kira Kepala UPT Museum dan Taman Budaya bisa memprogramkan untuk kegiatan tertentu, nantinya dilaksanakan di Kabupaten dan Kota. Takalar dan Jeneponto tentu akan jadi percontohan, berikutnya kita ke daerah lainnya lagi hingga menyebar luas ke semua Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan, " imbuhnya.
Lanjut disampaikan Jufri yang bergelar Professor, pihaknya gencar melakukan inovasi dan berkolaborasi dengan sejumlah pihak dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Kaitannya dengan kunjungan ke museum, Prof Jufri mengakui jika kemajuan teknologi cukup berdampak dengan semakin menurunnya pengunjung museum.
Padahal, tidak cukup hanya dengan melihat koleksi museum melalui aplikasi di gadget saja. Seyogyanya museum tidak ditinggalkan karena dengan datang secara fisik ke museum, akan dirasakan suasana berbeda yang diyakini mampu menumbuhkan kecintaan terhadap budaya dan sejarah para pendahulu.
"Museum yang kita punya dan kelola di Disbudpar Sulsel ini terus kita benahi, begitu juga koleksinya. Kita juga terus berbenah menyiapkan informasi yang bisa dinikmati melalui teknologi digital, tapi yakin saja, tidak afdal kalau tidak ke museum karena didalamnya menanti ilmu pengetahuan untuk dieksplor dan dikaji lebih lanjut sesuai tingkat kebutuhan kita, apalagi bagi anak-anak kita yang masih duduk di bangku sekolah dan perguruan tinggi, " ujar Prof Jufri.
"(Anak-anak kita) boleh memiliki wawasan, pemikiran yang global, tapi jangan smpai terangkat dari akar budaya, " tambah dia.
Rahim kepada Jufri mengatakan, dalam waktu dekat dia segera melakukan penjadwalan kunjungan. Beberapa sekolah dengan melibatkan sejumlah siswa dan siswi akan dibawanya ke museum.
"Mungkin pengurus OSIS-nya dulu kita bawa. Tidak apa-apa mungkin beberapa saja dulu karena ini masih Pandemi COVID-19, siswa-siswi ini akan bercerita pengalamannya kepada teman-temannya yang lain untuk datang dan berkunjung juga ke museum, " jelasnya.
Dapat pula dengan membuat program belajar dan semacamnya melalui peran aktif guru-guru sejarah. Rahim lantas menyambut baik kerja sama tersebut, malah semakin bersemangat.
"Jadi mungkin akan ada lomba-lomba selfie ke tempat sejarah, belajarnya dapat, wisatanya juga dapat. Ini akan menimbulkan rasa penasaran kepada teman-temannya untuk berkunjung, agar anak-anak kita tidak lupa history sejarah para pendahulu kita, " paparnya.
Dia mengaku cukup lama berinteraksi serta memahami betul visi sang Professor yang pernah menjabat sebagai Kepala Disdik Sulsel. Dia melabeli Jufri "Mata uang yang bisa dibelanjakan dimanapun", bahwa program peningkatan kualitas SDM tidak hanya bisa dijalankan di ranah Disdik semata, justru keberadaannya di Disbudpar Sulsel mampu membangun kolaborasi dengan sekolah.
"Pak Prof itu 'mata uang dan bisa dibelanjakan dimana saja'. Terima kasih pak, hadir dengan program ini untuk mencerdaskan anak bangsa, " pungkasnya.
Menguatkan penanda tanganan nota kesepakatan itu, turut hadir menyaksikan diantaranya Kepala Seksi Kerjasama, Erni Mappiare dan juga Kepala Seksi Koleksi, Konservasi, dan Reparasi UPT Museum dan Taman Budaya, Pandam Saringat. (**)